The 8Th Graduate Student Monthly Sustainability Seminar “KompleksitasKetahanan Pangan & Konservasi Biodiversitas di lanskaptropis.”
Oleh : CTSS
CTSS dan Sekolah Pascasarjana IPB University Hadirkan Pakar dan Praktisi Bahas Kompleksitas Pangan
CTSS bekerjasama dengan Sekolah Pascasarjana IPB University kembali menggelar diskusi Graduate Student Monthly Sustainability Seminar (GSMSs), 4/12. Serial diskusi tersebut membahas kompleksitas ketahanan pangan dan konservasi biodiversitas di lanskap tropis.
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB University, Prof Anas Miftah Fauzi menjelaskan program ini dirancang untuk mahasiswa pascasarjana. Diskusi ini juga merupakan bagian dari interaksi keilmuwan mahasiswa.
“Melalui diskusi ini, kita mendorong mahasiswa pascasarjana itu bisa mengikuti bidang ilmu yang lain. Dengan hadir pada acara seperti ini harapannya wawasan mahasiswa dapat bertambah luas dan kemudian mendapat peluang adanya kerjasama penelitian dari keilmuwan yang disampaikan,” jelas Prof Anas.
Kegiatan GSMSs kali ini menghadirkan Prof Ani Mardiastuti, Guru Besar IPB University bidang Konservasi Biodiversitas dan David Adrian, Praktisi Ketahanan Pangan di Indoneisa.
Dalam paparannya, Prof Ani menjelaskan diperlukan jalan tengah supaya program ketahanan pangan dan konservasi biodiversitas dapat berjalan beriringan. “Kalau hewan liar dibiarkan masuk ke kawasan pertanian, petani bisa tidak panen, maka dari itu kita perlu win-win solution menghadapi problematika ini,” terang Prof Ani.
Prof Ani juga menjelaskan tentang land sharing dan land sparing. Menurutnya, mayoritas petani Indonesia yang hanya memiliki lahan kurang dari satu hektar, lebih sesuai dengan land sparing. Hal ini dimaksudkan supaya petani bisa lebih fokus pada penyediaan pangan. Di samping itu, hewan liar seperti gajah memiliki potensi merusak lahan pertanian secara luas sehingga sulit diterapkan land sharing dengan satwa tersebut.
Terkait program ketahanan pangan dan konservasi, David Adrian, menawarkan konsep pertanian ekologis. Model pertanian ekologis adalah model pengelolaan ekosistem pertanian dengan konservasi biodiversitas dan jasa ekosistem untuk mendukung kelangsungan penghidupan (sustainable livelihood).
Di samping mendukung konservasi dan ketahanan pangan, konsep agroekologi juga mendukung pencapaian Post 2020 Biodiversity Target. “Praktik pertanian ekologis dalam berbagai teknik bisa diterapkan pada berbagai karakteristik bentang alam atau lanskap,” terangnya.